Andong Liburan Idul Adha 1436 H

Andong itu bukan gunung, sebab kata teman mahasiswa kehutanan Muhammadiyah Malang gunung minimal ketinggian 2000 mdpl. Sementara ANdong berketinggian 1726 MDPL. Andong berada di Magelang. Perjalanan dari jogyakarta dengan kecepatan rata-rata 60 dan 70 km, akan memakan waktu 2 jam. Basecamp Andong ada di 3 desa, dan kali ini kami memilih basecamp sawit. Basecamp serta segala fasilitasnya lengkap disini, awal memasuki teritori basecamp, berjajar rumah-rumah beserta halaman nya yang bisa digunakan untuk memarkir kendaraan, saat itu kami konvoi motor.

Biaya parkir satu motor adalah 4000, namun jika karcis parkir hilang-maka akibatnya adalah kita harus memperlihatkan STNK dan ngebayar lagi 5000 (So…, abis lo nerima karcis, harap langsung simpen ditempat aman). Sementara itu biaya registrasi perorang 4000. Pembayaran karcis ini sudah include parkir, transit basecamp, kamar mandi, dan tempat makan. Yaps, konsep basecamp disini masih baik, sebab masyarakat disekitar kaki bukitlah yang menjadi pelaku pariwisata, bukan kapitalis besar yang serakah. Lumayan ngebantu perekonomian lokal.

Malam itu kami tiba pukul 12 malam di basecamp, setelah ber-istirahat sebentar, pukul 1 malam kamu mulai naik. Tengah malam membuat semuanya menjadi gelap, kecuali bulan yang hampir purnama dan sedikit bintang yang kalah terang. Semakin lama kami menanjak, saya tidak bisa berpura-pura kuat, “istirahatlah sebentar” ujar saya, “lihat-lihat pemandangan dulu-lah”.., haha ini hanya manipulasi (malu minta istirahat pertama). Sial, kali ini saya naik dengan para laki-laki kuat, lagipula saya sudah lama tidak ber-olahraga. Menggos-menggoslah. Untungnya tidak lama berjalan kira-kira jarak 15 menit kita akan menemukan “berugak” lumayan buat rebahan sambil narik napas. Selanjutnya trus saja menanjak sambil bernyanyi terputus-putus. Lalala-hosh-hosh.

Setelah 30 menit berjalan, rasanya nafas sudah bisa menyesuaikan, sehingga saya tak lagi menjadi yang pertama minta istirahat. Eits… sejaman lebih-lebih dikit kemudian tetiba saja kami telah tiba di salah satu deretan puncak bukit andong, “iyakkkk kok udah nyampe aja ya“. Saya kira akan 2 jam gitu, karna tadi pake istirahat. Sebab normalnya kata orang-orang andong itu naiknya 1,5 jam.

U know whattt, abis itu kita liat itu puncak-puncak bukit udah rame aja…, hiks. Padahal tadi kata mas-mas di basecamp, ini endak rame kok mbak, paling Cuma 150 aja, biasanya 800 orang kalau malam minggu. Gile…, kayak gimana tuh. Ahhhh hari gini emang susah cari gunung atau bukit sepi, dikamar aja kali ya.

Di salah satu perbukitan andong ada bangunan yang entah apa, dalam pikiran kami pertama kali saat melihatnya, “yaelah bikin rumah jauh amat“…., eits ternyata itu adalah kuburan salah satu murid Sunan Kalijaga, dan disarankan untuk tidak ngecamp disana, ataupun jika iya maka jangan bertingkah tidak baik, sebab menurut pemuda sekitar, pernah ada pendaki yang kesurupan. Iyesh, dan kalian tau.., andong bukanlah nama yang diambil dari alat transportasi tradisional, tapi andong adalah nama pohon yang dulu banyak tumbuh di bukit tersebut.

Yaps…, demikianlah kisahnya. Dan semoga banyak lagi alam yang bisa di explorasi dengan konsep agrowisata, pariwisata berbasis kearifan lingkungan.

Buang sampah sembarangan itu, enggak keren!

Udah gitu aja.

Leave a comment